Tidak terasa Ramadhan akan segera usai, dan Idul fitri pun
sudah diambang pintu. Selain mudik, tradisi yang sangat mengakar di tanah air
saat lebaran adalah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan diantara kita
Acara silaturahmi saat Idulfitri menjadi sebuah momentum
pemersatu dan penghangat hubungan di dalam keluarga. Sebab, pada kesempatan
tersebut kita kerap dipertemukan dengan sanak saudara yang sudah sangat lama
tidak dijumai.
Mari kita merenung sejenak, kapan terakhir kali kita
bersilaturahmi kepada keluarga, saudara, sahabat, teman, guru dan yang lainnya.
Terkadang kita lupa dengan hal itu, padahal silaturahmi atau silaturahim
sangatlah dianjurkan sebagaimana yang telah disabdakan oleh rasullullah saw.
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya,
hendaklah dia menyambungkan silaturahim" (HR. Bukhari)
Silaturahim adalah jembatan kasih sayang. Menjembatani dua
sisi yang berbeda terhubung dengan jiwa kasih dan sayang
Jadikanlah silaturahim dengan teman-temanmu sebagai
warna-warni yang penuh keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai selalu.
Jagalah hubungan kita dengan manusia, tinggalkan hasad,
dendam, takabur dan sebagainya, hubungkan kembali silaturahim yang telah putus.
Kuburan adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah
dengan silaturahim.
Persahabatan bisa terjalin bukan karena ingin mengambil
kesempatan tapi biarlah untuk mengeratkan lagi silaturahim sesama manusia.
Minta supaya diri kita ini tidak ada sifat dengki dengan orang lain, bukan kau
jauhi kawan yang memiliki sifat dengki tapi eratkanlah silaturahim.
Dengan silaturahim, sekat yang dulu ada dengan sendirinya
memudar.
Letakknlah lidah di belakang akal, bukan lidah di depan akal. Karena apa?
Karena lidah banyak menyebabkan silaturahim putus, dan karena lidah, penyebab
kita menjadi egois.
Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji,
memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang tidak baik dalam bertetangga.
Orang yang tidak terangkat Shalatnya walaupn sejengkal. Imam
yang tak disukai jemaahnya, isteri yang tidur dalam keadaan suminya marah,
memutuskn silaturahim.
Bangun akses cukup dengan silaturahim,
senang menolong dan banyak berbuat baik.
Silaturahmi itu meluaskan pikiran dan memperkaya sudut
pandang. Dan salah satu dari sekian banyak pintu rezeki.
kita menyadari betul bahwa silaturahmi memiliki peranan
besar terhadap hidup kita. Untuk itulah, semoga mulai saat ini kita tidak
melewatkannya begitu saja karena silaturahmi itu sudah menjadi kebutuhan sosial
yang harus dilakukan.
Saudara itu memiliki hak yang paling vital
yaitu janganlah kita menutupi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dunia dan
akhiratnya.
Barang siapa umat
muslimin yang merasa bahagia apabila dia telah dimudahkan rezekinya dan
dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung tali kekeluargaan atau tali
silaturahmi.
Biasanya jika salah satu bagian dari tubuh kita
ada yang sakit, itu akan membuat anggota tubuh lainnya menjadi sakit juga
seperti demam atau lain sebagainya.. begitulah perumpamaan bagi umat muslimin
muslimat yang kuat imannya untuk mempererat tali persaudaraannya
Berhasil akan lebih mudah dicapai apabila ada
sifat bersatu atau gotong royong, ibarat sapu lidi saja jika hanya satu bua
mungkin itu tidak akan membersihkan.. tapi bila sapu lidi tersebut kita
kumpulkan dan kita ikat maka hasilnya akan lebih memuaskan.
Warbiyasaaah... Allohu Akbar!
BalasHapus